Lahir, hidup, dan tumbuh kembali. Kurang lebih seperti itu arti kata regenerasi yang tertuang dalam Oxford English Dictionary. Lebih lanjut diterangkan, regenerasi merupakan proses pemulihan atau modifikasi sebuah keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Dalam biologi, prinsip regenerasi dimaknai dengan menumbuhkan kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Regenerasi adalah proses alami tubuh makhluk hidup untuk memulihkan sel, jaringan, dan organ tubuh yang rusak agar bisa berfungsi kembali. Jamaknya, regenerasi didorong oleh kekhawatiran terhadap penuaan dan kebutuhan memodifikasi dampak buruk yang yang akan terjadi.
Dari sekian banyak makhluk hidup, salah satu yang memiliki daya regenerasi paling besar ada pada hewan Echinodermata, bintang laut salah satunya. Tiap potongan tubuh bintang laut dapat tumbuh menjadi individu baru yang sempurna. Bila salah satu lengannya putus, bintang laut bisa menumbuhkan lengan baru. Bahkan, lengan yang putus tadi bisa menjadi seekor bintang laut baru. Coba bayangkan kalau kemampuan itu dimiliki oleh manusia. Manusia tidak perlu pdkt, berpacaran, lalu kawin untuk melahirkan dedek-dedek kecil sebagai keturunan. Cukup dengan memotong satu lengan atau kaki, sudah bisa membuat manusia baru dari potongan tadi.
Kesadaran untuk beregenerasi memang adalah sebuah hal yang urgen. Tanpa adanya regenerasi, maka kepunahan sudah mengintip. Jika kita menganalogikan bintang laut dengan dewan kerja penegak pandega, nampak ada kemiripan. Bintang laut tidak punya otak terpusat seperti hewan pada umumnya. Sebagai gantinya, hewan ini memiliki sistem saraf di seluruh bagian tubuhnya. Gunanya hanya untuk merespon cahaya, bau, dan sentuhan fisik. Meskipun memiliki pusat cakram di tengah, seluruh saraf di bagian tubuh bintang laut berfungsi sebagai otak mini yang saling berhubungan. Terdengar familiar dengan mekanisme kerja dan pengelolaan dewan kerja yang dilakukan secara kolektif dan kolegial, bersama-sama.
Bintang laut beregenerasi untuk bertahan hidup dan menjaga kelangsungan spesiesnya. Dewan Kerja beregenerasi untuk membuat kehidupan yang lebih baik untuk penerusnya. Tapi tentu tidak dengan cara memotong bagian tubuh secara harfiah, dewan kerja beregenerasi dengan melahirkan generasi baru, berganti periode kepengurusan baru. Proses itu dilakukan dalam musppanitra.
Melakukan regenerasi adalah bagian dari penjelajahan yang dilakukan para penjelajah (rover scout). Jika dewan kerja adalah bintang laut, pramuka penegak pandega adalah bagian tubuh bintang laut, maka musppanitra adalah karang pembentuk kehidupan bintang laut. Dalam musppanitra, dewan kerja belajar dari kekurangan-kekurangan yang lalu, merancang arah baru, dan melahirkan organ-organ baru. Musppanitra adalah pemutar siklus dalam rangkaian pembinaan pramuka penegak dan pandega.
Dewan kerja baru menggantikan peran dewan kerja sebelumnya. Mereka akan meneruskan program-program yang belum terselesaikan sekaligus melahirkan program baru sesuai kondisi zamannya. Pengurus lama yang tergantikan tidak terbuang. Purna dewan kerja akan memasuki fase yang baru pula. Mereka akan menjelejah lagi membentuk potongan-potongan baru, melahirkan kader bintang-bintang laut yang baru.
Tahun ini DKR se-Kabupaten Maros akan melaksanakan musppanitra. DKR masa bakti 2021-2024 akan tergantikan DKR masa bakti 2024-2027. Dengan kedudukannya yang berada paling dekat dengan gugusdepan, DKR adalah level dewan kerja yang memiliki peran vital dalam regenerasi kader Gerakan Pramuka, tidak terkecuali di Kabupaten Maros. Tumpuan aktifnya satuan penegak dan pandega (Ambalan dan Racana) berada di tangan DKR. Tidak akan ada kader yang menduduki posisi dewan kerja di tingkat cabang (DKC), daerah (DKD), dan nasional (DKN) jika tidak bermula dari Ambalan dan Racana yang aktif.
Sebagai sebuah satuan gerak, Dewan Kerja dituntut agar terus bergerak dinamis dan adaptif. Termasuk dalam hal penyelenggaraan musppanitra nantinya. Tidak perlu menunggu diperintah untuk melakukan hal yang semestinya dilakukan. Musppanitra adalah ruang kebebasan pramuka penegak dan pandega. Tantangan dan hambatan dalam proses regenerasi harus dihadapi bersama-sama, seperti seekor bintang laut.
Dalam buku Rovering to Success, Baden Powell berpesan, “Kayuhlah sendiri perahumu. Jangan bergantung pada orang lain. Kamu akan menjelajahi arus kehidupan sejak masa kanak-kanak, menyusuri panjangnya sungai di masa remaja, mengarungi samudra kedewasaan, hingga menuju pelabuhan terakhir cita-cita.”
Perjalanan tersebut akan terasa sangat panjang dan melelahkan. Namun seperti kata Patrick si Bintang Laut, “Hidup akan selalu berakhir dengan indah kawan. Bila belum indah, maka belum berakhir.” (DD)