Jika ingin melihat seberapa jauh keberhasilan pembinaan pramuka, boleh dilihat dari seberapa aktif Pramuka Pandega-nya. Pandega adalah golongan pramuka pada kelompok usia 21 sampai 25 tahun. Berdasarkan teori perkembangan, usia Pramuka Pandega tergolong ke dalam masa dewasa awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Ditandai dengan pencarian identitas diri yang didapat sedikit demi sedikit sesuai dengan riwayat umur dan usia mentalnya.
Menyoal identitas, bagaimana sesungguhnya mengindentifikasi Pramuka Pandega? Pramuka Pandega sangat sering dikaitkan dengan Pramuka Penegak. Ketika ada kegiatan, labelnya pasti kegiatan Pramuka Penegak Pandega. Menyebut dewan kerja, mengekor dibelakang frasa Pramuka Penegak Pandega. Bahkan dalam petunjuk penyelenggaraan Kwartir Nasional, pola dan mekanisme pembinaan Pramuka Pandega disatukan dengan Pramuka Penegak. Semacam dwitunggal. Lantas, mungkin ada yang berpikir, kenapa tidak dilebur saja?
Kenapa golongan Pandega muncul di Indonesia? Padahal Lord Baden Powell hanya membagi usia anggota pramuka menjadi Cub, Scout, dan Rover.
Jika melihat sejarah, lahirnya Pramuka Pandega dilatarbelakangi oleh sebuah ujicoba yang dilakukan oleh Kak Fuad Hasan pada tahun 1964. Saat itu menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga sebagai Andalan Nasional Bidang Penelitian.
Dikarenakan kurangnya minat dalam kepramukaan, beliau membentuk satuan pramuka khusus bagi para mahasiswa. Tujuannya agar dari golongan tersebut kelak lahir kader-kader baru yang dapat mengelola Gerakan Pramuka. Apakah itu sebagai tenaga pendidik maupun dalam mengelola organisasinya. Selanjutnya, golongan baru tersebut ditetapkan dalam Muker Anpuda III tahun 1966 sebagai golongan keempat peserta didik Gerakan Pramuka.
Jika kita melihat kondisi Pramukan Pandega saat ini, sepertinya masih jauh dari tujuan yang diharapkan. Boleh dikata Pramuka Pandega adalah golongan semenjana, tidak banyak, tapi ada. Sementara saat ini jumlah pemuda/pemudi berusia 21-25 tahun di Indonesia adalah yang terbesar dari semua kelompok umur.
Gugusdepan yang memiliki satuan Pandega hampir seluruhnya berpangkalan di perguruan tinggi. Itupun jumlah perguruan tinggi yang memiliki gudep aktif juga sangat minim. Karena dianggap hanya perguruan tinggi yang memiliki satuan pandega, maka adik-adik kita yang tidak berkuliah sulit bergabung ke gugusdepan. Padahal mereka tidak berusia Penegak lagi. Minat untuk melanjutkan kepramukaan juga masih tinggi. Jadilah mereka keluar masuk ke gudep-gudep sekolah. Di satu sisi, dengan di usianya yang masih tergolong peserta didik, tetap membutuhkan bimbingan dari Pembina sebagai orang dewasa.
Antusiasme mahasiswa untuk bergabung di Gudep perguruan tinggi juga tidak mengalami perkembangan yang berarti. Gerakan Pramuka kalah pamor dengan UKM (unit kegiatan mahasiswa) kampus yang lebih menawarkan tantangan dan prestise. Bahkan, mahasiswa yang sebelumnya cukup aktif berpramuka ketika sekolah, kurang berminat lagi untuk melanjutkan keanggotaanya di Gudep perguruan tinggi.
Masa-masa dewasa awal ditandai dengan perubahan pola interaksi sosial yang lebih kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Karena telah memasuki tahap kedewasaan, pertimbangan rasionalnya semakin tajam dan selalu ingin menunjukkan eksistensinya. Ditambah hasrat untuk memiliki kemandirian dan identitas sangat menonjol.
Sangat disayangkan jika pemuda-pemudi itu melewatkan masa-masa pendewasaannya tanpa penanaman nilai-nilai kepramukaan. Kode kehormatan Pramuka adalah benteng kokoh yang akan tetap menjaga idealisme dan budi pekerti mereka hingga tua nanti.
Kwartir di seluruh jajaran, dengan seluruh perangkat yang dimilikinya semesti mampu memberikan ciri yang khas dalam pembinaan Pramuka Pandega. Kita perlu memberi perhatian lebih untuk memisahkan ruang antara Penegak dan Pandega.
Masa Pandega adalah masa usia yang harus dipandang sebagai sosok dewasa muda yang mengarah kepada kematangan dan kemandirian berfikir. Dengan kemampuan untuk bertindak secara kritis, realistis dan analitis, seorang Pandega dipenuhi dengan keinginan untuk merombak hal-hal yang dinilai sudah mapan dan tertinggal oleh zaman. Mereka membutuhkan dukungan yang membesarkan semangat, serta menghendaki kejelasan dan keterbukaan dalam segala hal.
Tergantung kita sebagai orang dewasa. Apakah kita sungguh-sungguh ingin mengawal adik-adik kita Pandega, atau membiarkannya begitu-begitu saja? (DD)