ArtikelBerita

Kolaborasi Untuk Membangun Ketahanan Bangsa: Menyemai Nilai, Menjadi Lentera

Di tengah derasnya arus zaman, teknologi merajai, dan batas-batas sosial makin tak terkendali, sekelompok insan muda hadir. Tetap tegak berdiri dalam semangat pengabdian. Ketika mengucap janji pertama kali, saat setangan leher merah putih dikalungkan, dan tunas kelapa disematkan di dada.

Perlahan memulakan, membantu, dan menata. Dia meramu, merakit, lalu menerapkan. Kemudian siap menjadi bantara-bantara pelaksana yang memandegani, Hingga nantinya mendewasakan. Di perkemahan kadang dia kedinginan di dalam tenda. Tidur tak nyenyak, badan masih bersisa debu dan lumpur, jauh dari rumah. Suatu waktu harus berjalan menyusuri jalan setapak, melewati bebatuan, menyeberang sungai, memasuki perkotaan.

Sering muncul keraguan, putus asa, dan tak terhitung rasa kecewa. Tak terhitung simpul yang dieratkan, langkah tegap yang diderapkan, demi kehormatannya, demi bangsanya, demi tuhannya. Janji itu akan terus dipegang, tak ada yang sia-sia, merekalah Pramuka. 

Setiap kali bulan Agustus datang, bukan sekadar perayaan yang mereka lakukan, melainkan penghidupan nilai. inilah Bulan Bakti Pramuka. Di setiap helai bendera yang berkibar di bumi Nusantara, terpatri semangat juang yang tak padam. Di setiap langkah kaki anak pramuka, terukir harapan untuk negeri yang kuat, mandiri dan berdaya.

Di tengah perjalanan bangsa yang penuh tantangan, kehadiran Pramuka bukan hanya sebagai gerakan kepanduan, tetapi sebagai bara semangat yang menyala dari generasi ke generasi. Bulan ini bukan sekadar momentum seremonial. Ia adalah panggilan jiwa. Sebentuk refleksi dari semangat dasa dharma dan trisatya yang tak lekang oleh waktu.

Di desa dan di kota, para pramuka turun tangan. Bukan untuk pamer, tapi untuk hadir di tengah masyarakat, di jantung persoalan, dan menjadi bagian dari solusi. Mereka memungut sampah bukan karena itu tugas, tetapi karena mencintai bumi. Mereka menanam bukan karena disuruh, tetapi karena percaya akan masa depan. Mereka menyambangi panti, menyapa malaikat-malaikat kecil, menyapa yang tua dan renta, bukan karena agenda, tapi karena nurani yang hidup.

Bulan Bakti Pramuka adalah cermin bahwa kebermaknaan hidup bukan diukur dari banyaknya yang kita raih, tapi seberapa dalam kita memberi. Ia adalah ladang tempat para pramuka menanamkan nilai keihklasan, semangat gotong royong, dan kepedulian sosial yang kelak akan tumbuh menjadi karakter bangsa. Lebih dari sekadar atribut seragam dan yel-yel penuh semangat. 

Pramuka adalah gerakan hati. Dan bulan bakti ini adalah detik-detik paling luhur, ketika hati itu bekerja untuk sesama. Di sanalah kemanusiaan dijunjung tinggi, bukan oleh pidato panjang, tapi oleh aksi nyata dan langkah kecil yang berdampak besar.

“Pramuka Berbagi” karena ketahanan bangsa dimulai dari empati. Dalam kegiatan “Pramuka Berbagi”, setiap nilai yang diberikan bukan sekadar bingkisan. Ia adalah lambang cinta, kepedulian, dan kesadaran bahwa di antara kita masih ada yang perlu digandeng, bukan ditinggalkan. Kita berbagi bukan karena kita berlebih, tetapi karena kita mengerti.

“Pramuka Menanam” karena dalam setiap benih yang ditanam, tersimpan harapan akan bumi yang lestari, dan masa depan yang hijau. “Pramuka Menanam” bukan sekadar aksi lingkungan, tapi permujudan cinta pada tanah air. Sebab bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menjaga alamnya. Dan dari tangan-tangan muda pramuka, hutan-hutan kecil akan tumbuh menjadi tameng untuk kehidupan selanjutnya.

“Pramuka Menolong” karena ketahanan bangsa diuji bukan saat kita berjaya, tapi saat kita “dijajah” oleh kondisi. “Pramuka Menolong” adalah wujud dari ketangguhan mental dan solidaritas sosial. Pramuka hadir dalam bencana, dalam kesulitan, menjadi pelipur lara dan tangan yang sigap. Menolong bukan beban, tapi kehormatan

“Pramuka Mengajar” karena tak ada ketahanan tanpa pengetahuan. Dalam “Pramuka Mengajar”, kita menyalakan lilin-lilin kecil di tengah gelapnya keterbatasan. Pramuka hadir di pelosok, di ruang belajar yang tak sempurna, menyampaikan ilmu dengan ketulusan. Karena pendidikan adalah kunci, dan Pramuka adalah penjaga gerbangnya.

Bulan Bakti Pramuka tahun ini adalah ajakan. Bukan hanya untuk bergerak sendiri, tapi untuk bergerak bersama. Berkolaborasi, karena sendiri mungkin sedikit sulit, tapi bersama kita akan sampai lebih jauh. Kita tanamkan kembali nilai-nilai luhur kepramukaan sebagai fondasi kokoh bangsa yang tahan diuji, gotong royong, semangat, dan ketulusan. Mari kita bangun ketahanan bangsa ini mulai dari hal kecil. Dari satu tenda ke tenda lain, dari satu aksi ke ribuan inspirasi. Karena dalam setiap langkah pramuka, ada cita-cita besar Indonesia yang dibawa. (Muh. Asrullah Rahim – Ketua DKC Maros)

Related Articles

Back to top button